Sejarah Grounding Sistem: Dari Abad ke-18 Hingga Kini
Mengenal Sejarah Grounding Sistem
Grounding system, atau sistem pentanahan, merupakan komponen krusial dalam instalasi kelistrikan yang berfungsi untuk melindungi manusia dan peralatan dari bahaya sengatan listrik serta kerusakan akibat petir. Konsep grounding system tidak muncul begitu saja, melainkan melalui perjalanan panjang penelitian dan pengembangan yang melibatkan ilmuwan-ilmuwan visioner.
Eksperimen Layang-layang Benjamin Franklin dan Michael Faraday
Pada abad ke-18, pemahaman tentang listrik masih sangat terbatas. Namun, dua ilmuwan terkemuka, Benjamin Franklin dan Michael Faraday, memberikan kontribusi signifikan dalam mempelajari fenomena petir dan kelistrikan.
Benjamin Franklin, melalui eksperimen layang-layang yang ikonik, membuktikan bahwa petir adalah fenomena listrik statis berdaya besar. Ia menggunakan layang-layang yang dilengkapi kawat tipis atau kumparan (coil) yang dibentangkan ke langit saat badai petir. Ketika petir menyambar layang-layang tersebut, muatan listrik dari petir mengalir melalui kawat atau kumparan menuju tanah. Percobaan ini menjadi dasar pemahaman tentang bagaimana listrik dapat dialirkan ke tanah dengan aman.
Michael Faraday, di sisi lain, berjasa dalam mengembangkan konsep induksi elektromagnetik. Penelitiannya menunjukkan bahwa perubahan medan magnet dapat menghasilkan arus listrik. Konsep ini kemudian menjadi landasan bagi pengembangan generator dan transformator, yang berperan penting dalam sistem kelistrikan modern.
Grounding System pada Abad ke-20
Memasuki abad ke-20, perkembangan teknologi kelistrikan semakin pesat. Sistem kelistrikan AC (bolak-balik) dan DC (searah) mulai digunakan dalam berbagai aplikasi, dari penerangan hingga industri. Namun, pada masa itu, grounding system belum sepenuhnya diterapkan pada sistem kelistrikan, sehingga sering terjadi kecelakaan akibat sengatan listrik.
Para ilmuwan dan insinyur kelistrikan terus melakukan penelitian untuk memahami lebih dalam tentang sifat listrik dan bagaimana cara mengendalikannya. Mereka menyadari pentingnya grounding system tidak hanya untuk melindungi dari petir, tetapi juga untuk mencegah bahaya listrik pada sistem kelistrikan AC dan DC.
Konsep Resistansi dan Hukum Ohm
Salah satu konsep penting dalam grounding system adalah resistansi atau hambatan listrik. Resistansi adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan aliran arus listrik. Semakin besar resistansi suatu bahan, semakin sulit arus listrik melewatinya.
Seorang ilmuwan Jerman, Georg Ohm, melakukan penelitian tentang hubungan antara tegangan, arus, dan resistansi dalam suatu rangkaian listrik. Hasil penelitiannya kemudian dirumuskan dalam Hukum Ohm, yang menyatakan bahwa arus listrik yang mengalir melalui suatu konduktor berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan resistansi.
Rumus Hukum Ohm adalah:
V = I x R
di mana:
- V adalah tegangan (volt)
- I adalah arus (ampere)
- R adalah resistansi (ohm)
Dari rumusan Hukum Ohm inilah para insinyur kelistrikan dapat terus mengembangkan peraturan yang sekarang menjadi standar dalam menentukan ketentuan nilai resistansi.
Pengembangan Standar Grounding System
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang resistansi dan Hukum Ohm, para insinyur kelistrikan mulai mengembangkan standar dan peraturan untuk grounding system. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa grounding system dapat berfungsi dengan baik dalam melindungi manusia dan peralatan dari bahaya listrik.
Standar grounding system mencakup berbagai aspek, seperti jenis bahan konduktor yang digunakan, ukuran dan penempatan elektroda grounding, serta nilai resistansi yang diperbolehkan. Standar ini juga mengatur tentang bagaimana cara melakukan pengujian dan pemeliharaan grounding system secara berkala.
Manfaat Grounding System
Grounding system memiliki banyak manfaat, di antaranya:
- Perlindungan dari Sengatan Listrik: Grounding system menyediakan jalur bagi arus listrik untuk mengalir ke tanah jika terjadi gangguan pada instalasi listrik. Dengan demikian, manusia dan hewan yang bersentuhan dengan peralatan listrik tidak akan tersengat listrik.
- Perlindungan dari Kerusakan Peralatan: Grounding system juga melindungi peralatan listrik dari kerusakan akibat lonjakan tegangan atau arus berlebih.
- Perlindungan dari Petir: Grounding system yang terhubung dengan penangkal petir dapat mengalirkan muatan listrik dari petir ke tanah dengan aman, sehingga mencegah kerusakan pada bangunan dan peralatan.
Perjalanan panjang pengembangan grounding system dari eksperimen layang-layang Benjamin Franklin dan Michael Faraday hingga standar modern saat ini telah memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan keselamatan dan keandalan sistem kelistrikan. Dengan memahami pentingnya grounding system dan mengikuti standar yang berlaku, kita dapat meminimalkan risiko kecelakaan akibat listrik dan menciptakan lingkungan yang lebih aman.
Ingin tahu info tentang sejarah grounding sistem dalam penyalur petir maupun info penyalur petir lainnya?
Simak terus artikel terbaru dari www.pasangantipetir.id
Untuk info lebih lanjut mengenai produk maupun jasa pemasangan anti petir, konsultasikan kepada Tim Ahli Kami di 0858-9291-7794