1. Kiribati
Kiribati adalah salah satu negara yang paling terdampak oleh kenaikan permukaan laut. Negara yang terdiri dari 33 atol dan pulau karang ini memiliki populasi sekitar 120.000 jiwa. Sebagian besar daratan Kiribati berada kurang dari 2 meter di atas permukaan laut, sehingga menjadikannya sangat rentan terhadap kenaikan air laut yang terus terjadi.
Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), permukaan laut global diprediksi akan naik hingga 1 meter pada akhir abad ini. Di Kiribati, dampak ini sudah mulai dirasakan, dengan erosi pantai yang menghancurkan rumah-rumah, ladang pertanian, dan infrastruktur penting lainnya. Pemerintah Kiribati telah mengakui bahwa negaranya mungkin tidak akan bisa dihuni dalam beberapa dekade mendatang, sehingga mereka telah mulai merencanakan langkah-langkah migrasi, termasuk pembelian tanah di Fiji sebagai potensi lokasi relokasi.
2. Tuvalu
Tuvalu, yang terdiri dari sembilan pulau kecil, adalah salah satu negara terkecil dan paling rentan terhadap perubahan iklim. Dengan populasi sekitar 11.000 orang, sebagian besar penduduk Tuvalu hidup di wilayah pesisir, yang kini menghadapi ancaman serius dari kenaikan permukaan laut dan cuaca ekstrem.
Seperti Kiribati, sebagian besar wilayah Tuvalu terletak kurang dari 2 meter di atas permukaan laut. Banjir pasang, erosi pantai, dan intrusi air asin telah menjadi masalah yang semakin meningkat. Air asin yang merembes ke tanah membuat banyak sumur dan lahan pertanian menjadi tidak bisa digunakan, mengancam pasokan makanan dan air bersih bagi penduduk lokal.
Sebagai salah satu negara yang paling berisiko tenggelam, Tuvalu telah menjadi suara penting di arena internasional, mendesak negara-negara besar untuk segera mengambil tindakan dalam menanggulangi perubahan iklim.
3. Maladewa
Meskipun terletak di Samudra Hindia, Maladewa sering kali dimasukkan dalam diskusi tentang negara kepulauan yang terancam tenggelam karena kondisinya yang serupa dengan negara-negara Pasifik. Negara ini terdiri dari 26 atol dan sekitar 1.200 pulau kecil, dengan lebih dari 80% wilayahnya berada kurang dari 1 meter di atas permukaan laut.
Maladewa merupakan destinasi wisata yang populer, namun masa depan pariwisata dan kehidupan di pulau-pulau ini sangat tergantung pada kemampuan dunia untuk menahan laju kenaikan permukaan laut. Jika langkah-langkah global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca tidak segera diambil, Maladewa berisiko kehilangan sebagian besar wilayah daratannya pada pertengahan abad ini.
Pemerintah Maladewa telah mengambil langkah-langkah adaptasi, seperti membangun tembok laut dan merelokasi penduduk dari pulau-pulau yang paling terancam. Namun, solusi jangka panjang tetap bergantung pada komitmen global untuk menekan perubahan iklim.
4. Vanuatu
Vanuatu, negara yang terdiri dari sekitar 80 pulau di Pasifik Selatan, juga berada di garis depan ancaman perubahan iklim. Meskipun Vanuatu memiliki topografi yang lebih beragam dengan pulau-pulau yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kiribati dan Tuvalu, beberapa pulau di Vanuatu tetap sangat rentan terhadap kenaikan permukaan laut, terutama di wilayah pesisir yang datar.
Vanuatu juga menghadapi risiko dari badai tropis yang semakin sering dan lebih kuat akibat pemanasan global. Badai ini tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik yang signifikan, tetapi juga mempercepat erosi pantai dan menghancurkan sumber daya alam yang menjadi tumpuan kehidupan penduduk. Sebagai negara agraris yang bergantung pada pertanian dan perikanan, perubahan ekosistem laut dan darat sangat mempengaruhi perekonomian dan mata pencaharian di Vanuatu.
Pemerintah Vanuatu secara aktif berupaya meningkatkan ketahanan negara terhadap perubahan iklim dengan mengembangkan infrastruktur tahan bencana dan berpartisipasi dalam berbagai forum internasional untuk mengadvokasi kebijakan iklim yang lebih kuat.
5. Fiji
Fiji mungkin memiliki wilayah yang lebih besar dan lebih tinggi dibandingkan beberapa negara kepulauan lainnya, namun negara ini tetap menghadapi ancaman serius dari perubahan iklim. Banyak komunitas pesisir di Fiji sudah mengalami dampak langsung dari kenaikan permukaan laut, termasuk banjir berkala, erosi pantai, dan intrusi air asin yang merusak sumber daya air bersih.
Pemerintah Fiji telah memindahkan beberapa desa dari daerah pesisir yang rentan ke daerah yang lebih tinggi, namun langkah ini tidak dapat menyelesaikan masalah keseluruhan. Selain itu, Fiji juga telah menjadi tuan rumah bagi pengungsi iklim dari negara-negara tetangga yang lebih kecil, seperti Kiribati dan Tuvalu, yang melihat Fiji sebagai tempat potensial untuk relokasi massal jika negara mereka tenggelam.
Fiji juga merupakan pemimpin global dalam advokasi perubahan iklim. Sebagai tuan rumah beberapa konferensi internasional tentang perubahan iklim, Fiji telah berperan penting dalam mendorong aksi global untuk mengatasi ancaman kenaikan permukaan laut dan cuaca ekstrem.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Menyelamatkan Negara-Negara Ini?
Negara-negara kepulauan Pasifik hanya menyumbang sebagian kecil dari emisi karbon dunia, namun mereka menjadi korban terbesar dari dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, tanggung jawab utama untuk menyelamatkan negara-negara ini terletak pada negara-negara besar yang merupakan kontributor utama emisi gas rumah kaca. Upaya global untuk menekan emisi karbon, transisi menuju energi terbarukan, dan investasi dalam teknologi hijau adalah langkah-langkah yang sangat diperlukan untuk memperlambat laju kenaikan permukaan laut.
Selain itu, bantuan internasional dalam bentuk dana adaptasi iklim sangat penting untuk membantu negara-negara ini membangun infrastruktur yang lebih tahan terhadap bencana dan mempersiapkan kemungkinan relokasi penduduk.
Ancaman tenggelam bagi negara-negara kepulauan Pasifik seperti Kiribati, Tuvalu, Vanuatu, dan Fiji adalah kenyataan yang semakin dekat. Perubahan iklim telah mempercepat kenaikan permukaan laut dan mengubah pola cuaca di kawasan ini, menyebabkan kerusakan ekosistem, infrastruktur, serta mengancam kehidupan jutaan orang. Tindakan cepat dan kolektif dari seluruh dunia diperlukan untuk mencegah hilangnya negara-negara ini dan melindungi penduduknya dari dampak terburuk perubahan iklim.