5 Efek Buruk Nilai Resistansi Tanah Tinggi Pada Grounding Sistem
Grounding sistem merupakan elemen vital dalam instalasi kelistrikan, baik untuk bangunan rumah, perkantoran, industri, hingga infrastruktur publik. Fungsinya adalah untuk mengalirkan arus listrik ke bumi, terutama saat terjadi gangguan seperti petir atau korsleting. Namun, fungsi ini tidak akan optimal jika nilai resistansi tanah terlalu tinggi. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai 5 efek buruk nilai resistansi tanah tinggi pada grounding sistem yang harus Anda waspadai demi menjaga keamanan dan keandalan instalasi listrik.
Apa Itu Resistansi Tanah dalam Grounding Sistem?
Sebelum masuk ke pembahasan utama, mari pahami dulu konsep resistansi tanah. Resistansi tanah adalah hambatan listrik antara elektroda grounding dan bumi. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh jenis tanah, kadar kelembapan, suhu, kedalaman elektroda, dan penggunaan material tambahan seperti Grounding Enhancement Material (GEM).
Menurut standar internasional seperti IEEE dan NEC, nilai resistansi tanah yang ideal sebaiknya berada di bawah 5 ohm, bahkan untuk sistem kritikal seperti gardu listrik, nilai idealnya di bawah 1 ohm. Jika melebihi nilai tersebut, akan muncul berbagai efek buruk nilai resistansi tanah tinggi pada grounding sistem.
1. Risiko Kerusakan Peralatan Elektronik Meningkat
Salah satu efek buruk nilai resistansi tanah tinggi pada grounding sistem yang paling nyata adalah meningkatnya risiko kerusakan peralatan elektronik. Grounding yang baik berfungsi sebagai jalur pengaman untuk membuang kelebihan tegangan ke tanah. Namun, jika resistansinya tinggi, arus gangguan tidak dapat tersalurkan secara efektif. Akibatnya, lonjakan arus bisa merambat ke perangkat elektronik seperti komputer, AC, mesin produksi, hingga sistem kontrol otomatis.
Tak hanya menyebabkan kerusakan ringan, kondisi ini juga bisa menimbulkan kerugian besar dalam jangka panjang. Terlebih lagi, pada lingkungan industri yang sangat bergantung pada kelistrikan, downtime akibat perangkat rusak bisa mengganggu produktivitas secara signifikan.
2. Proteksi Petir Menjadi Tidak Efektif
Sistem penangkal petir, baik konvensional maupun tipe elektrostatis, sangat bergantung pada kualitas grounding. Salah satu efek buruk nilai resistansi tanah tinggi pada grounding sistem adalah melemahnya kemampuan sistem proteksi petir. Dalam kondisi resistansi tinggi, energi sambaran petir tidak bisa langsung dialirkan ke tanah dengan cepat, sehingga sebagian energi bisa berbalik ke instalasi bangunan.
Fenomena ini sangat berbahaya karena dapat memicu kebakaran, merusak infrastruktur listrik, dan bahkan membahayakan keselamatan manusia. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa sistem grounding penangkal petir memiliki resistansi rendah agar mampu menetralkan sambaran petir dengan optimal.
3. Meningkatnya Potensi Tegangan Sentuh dan Langkah
Efek buruk nilai resistansi tanah tinggi pada grounding sistem berikutnya adalah meningkatnya tegangan sentuh dan tegangan langkah. Dalam sistem grounding, tegangan sentuh adalah beda potensial antara titik seseorang menyentuh peralatan logam dan tanah di sekitarnya, sementara tegangan langkah adalah beda potensial antara dua titik tanah saat seseorang melangkah.
Saat resistansi tanah tinggi, beda potensial tersebut akan meningkat secara drastis saat terjadi gangguan listrik. Ini sangat berbahaya karena seseorang bisa terkena sengatan listrik meskipun tidak bersentuhan langsung dengan sumber tegangan. Di fasilitas publik seperti gardu listrik atau area terbuka yang sering dilalui orang, kondisi ini sangat membahayakan keselamatan jiwa.
4. Sistem Proteksi Overcurrent Tidak Berfungsi Optimal
Efek buruk nilai resistansi tanah tinggi pada grounding sistem juga berdampak pada kinerja perangkat proteksi seperti MCB, MCCB, dan ELCB. Perangkat ini bekerja berdasarkan arus gangguan yang mengalir ke grounding. Jika arus tersebut tidak mencapai nilai yang cukup karena terhambat oleh resistansi tinggi, maka pemutus arus tidak akan bekerja sesuai fungsi.
Misalnya, pada kondisi gangguan fasa ke tanah, jika arus tidak mengalir secara maksimal ke grounding, maka sistem deteksi arus bocor bisa gagal mendeteksi gangguan. Akibatnya, perangkat proteksi tidak memutus arus dan membiarkan gangguan terus berlangsung. Ini dapat menyebabkan korsleting, kerusakan instalasi, dan risiko kebakaran.
5. Menurunkan Efisiensi dan Keandalan Sistem Listrik
Efisiensi dan keandalan adalah dua pilar utama dalam sistem kelistrikan modern. Salah satu efek buruk nilai resistansi tanah tinggi pada grounding sistem yang kerap diabaikan adalah penurunan efisiensi operasional. Sistem yang tidak ter-grounding dengan baik akan mengalami gangguan tegangan, ketidakstabilan frekuensi, dan fluktuasi arus yang merugikan.
Lebih dari itu, sistem monitoring dan kontrol otomatis juga akan terganggu jika grounding bermasalah. Sensor, PLC, atau sistem SCADA yang bergantung pada kestabilan arus bisa memberikan data yang salah, bahkan gagal beroperasi. Jika ini terjadi di sektor industri atau infrastruktur penting seperti rumah sakit, dampaknya bisa sangat besar.
Solusi untuk Mengatasi Nilai Resistansi Tanah Tinggi
Untuk mencegah berbagai efek buruk nilai resistansi tanah tinggi pada grounding sistem, diperlukan langkah-langkah perbaikan teknis yang terukur, antara lain:
-
Menggunakan Elektroda Grounding yang Tepat: Seperti batang tembaga solid, pipa galvanis, atau elektroda berbahan tembaga berlapis.
-
Menambah Jumlah dan Kedalaman Elektroda: Memperluas jangkauan kontak dengan tanah agar arus lebih mudah dialirkan.
-
Menggunakan Grounding Enhancement Material (GEM): Material khusus yang mampu menurunkan resistansi tanah secara signifikan, seperti karbon aktif atau campuran bentonit.
-
Rutin Mengukur Nilai Resistansi Tanah: Menggunakan earth tester minimal setahun sekali untuk mengetahui performa grounding sistem.
-
Memastikan Kelembapan Tanah Terjaga: Terutama pada musim kemarau, tanah yang kering akan meningkatkan nilai resistansi.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa efek buruk nilai resistansi tanah tinggi pada grounding sistem tidak hanya mengancam perangkat elektronik, tetapi juga keselamatan manusia dan kestabilan instalasi listrik secara keseluruhan. Kelima efek buruk ini — mulai dari kerusakan alat, kegagalan proteksi petir, hingga bahaya sengatan listrik — menunjukkan pentingnya menjaga nilai resistansi tanah agar tetap rendah dan sesuai standar.
Investasi dalam sistem grounding yang baik bukanlah pengeluaran, melainkan langkah preventif untuk mencegah kerugian yang lebih besar di masa depan. Pastikan Anda berkonsultasi dengan tenaga profesional untuk merancang sistem grounding yang andal, terutama jika Anda mengelola fasilitas dengan tingkat risiko tinggi.
Ingatlah selalu, efek buruk nilai resistansi tanah tinggi pada grounding sistem bisa dicegah dengan perencanaan, eksekusi, dan pemeliharaan yang tepat. Jangan tunggu sampai terjadi kerusakan, lakukan pemeriksaan sistem grounding Anda sekarang juga.
Ingin tahu info tentang efek buruk nilai resistansi tanah tinggi pada grounding sistem maupun info penyalur petir lainnya?
Simak terus artikel terbaru dari www.pasangantipetir.id
Untuk info lebih lanjut mengenai produk maupun jasa pemasangan anti petir, konsultasikan kepada Tim Ahli Kami di 0858-9291-7794