Riksa Uji Penangkal Petir: Berapa Lama Sekali Harus Dicek?
Riksa Uji Penangkal Petir: Berapa Lama Sekali Harus Dicek?
Sistem penangkal petir merupakan bagian vital dari perlindungan bangunan terhadap bahaya sambaran petir. Namun, perlindungan ini tidak akan maksimal jika tidak disertai dengan pemeliharaan rutin dan riksa uji penangkal petir. Pemeriksaan berkala bukan hanya formalitas, tetapi merupakan langkah krusial untuk memastikan sistem proteksi petir tetap berfungsi secara optimal. Lalu, pertanyaannya: Riksa uji penangkal petir, berapa lama sekali harus dicek? Jawaban atas pertanyaan ini bergantung pada beberapa faktor teknis dan standar yang berlaku.
Apa Itu Riksa Uji Penangkal Petir?
Riksa uji penangkal petir adalah proses pemeriksaan teknis terhadap instalasi sistem proteksi petir untuk memastikan bahwa seluruh komponen masih dalam kondisi layak pakai, tidak ada kerusakan mekanis, sambungan masih solid, dan sistem grounding masih bekerja dengan resistansi yang sesuai standar.
Proses ini mencakup pengukuran resistansi grounding (tahanan pembumian), pemeriksaan visual komponen seperti terminal udara (air terminal), down conductor (kabel konduktor), dan sambungan, serta pengujian sistem tambahan seperti surge arrester. Hasil dari riksa uji ini biasanya didokumentasikan dalam sebuah laporan lengkap, termasuk saran perbaikan jika ada kerusakan.
Mengapa Riksa Uji Penangkal Petir Penting?
Sistem penangkal petir terpapar langsung oleh kondisi cuaca ekstrem, seperti hujan, panas matahari, kelembaban tinggi, hingga korosi logam. Tanpa pengujian penangkal petir secara berkala, maka potensi kerusakan tidak akan terdeteksi hingga akhirnya sistem gagal melindungi bangunan dari sambaran petir.
Beberapa risiko yang mungkin timbul jika tidak dilakukan pengujian penangkal petir secara berkala, antara lain:
-
Grounding melemah karena tanah berubah sifat (kadar air, kontaminasi, atau korosi elektroda).
-
Kabel konduktor terlepas atau mengalami oksidasi.
-
Surge arrester rusak akibat tegangan lebih dari sambaran petir sebelumnya.
-
Sambungan kendur atau patah yang menyebabkan sistem tidak tersambung secara efektif.
Berapa Lama Sekali Riksa Uji Penangkal Petir Harus Dilakukan?
Menurut standar yang umum digunakan di Indonesia, seperti SNI 03-7015-2004 dan rekomendasi dari IEC (International Electrotechnical Commission), riksa uji penangkal petir disarankan dilakukan minimal 1 kali setiap tahun. Namun, terdapat pengecualian dan ketentuan lebih rinci yang harus diperhatikan:
1. Lingkungan Normal
Untuk instalasi pada bangunan di daerah dengan kondisi lingkungan normal (tidak terlalu lembap, tidak berada di daerah rawan sambaran), maka riksa uji penangkal petir setahun sekali sudah mencukupi.
2. Lingkungan Korosif dan Rawan Petir
Jika bangunan berada di daerah pesisir, kawasan industri dengan udara korosif, atau daerah dengan intensitas petir tinggi seperti Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, atau bagian selatan Jawa Barat, maka riksa uji penangkal petir sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan.
3. Setelah Sambaran Petir
Jika sistem penangkal petir diketahui atau dicurigai telah menerima sambaran langsung, maka riksa uji penangkal petir harus dilakukan sesegera mungkin, meski belum mencapai jadwal tahunan. Sambaran petir bisa merusak komponen internal atau sambungan tanpa terlihat secara kasat mata.
4. Instalasi Baru
Untuk instalasi yang baru dipasang, riksa uji pertama dilakukan setelah instalasi selesai, sebelum dinyatakan laik operasional. Uji ini menjadi tolok ukur awal resistansi grounding dan kinerja sistem.
Komponen yang Diuji Saat Riksa Uji Penangkal Petir
Selama proses riksa uji penangkal petir, teknisi biasanya akan mengevaluasi komponen-komponen berikut:
-
Air Terminal (Finial): Diperiksa posisinya, kekokohan, dan tidak mengalami korosi atau patah.
-
Kabel Konduktor: Dicek sambungannya, tidak boleh longgar, berkarat, atau putus.
-
Sambungan Mekanis: Sambungan antara kabel konduktor dengan elektroda grounding atau struktur bangunan harus stabil dan tidak teroksidasi.
-
Sistem Grounding: Dilakukan pengukuran tahanan tanah (resistance) menggunakan earth tester. Nilai resistansi ideal umumnya di bawah 5 ohm (tergantung standar).
-
Surge Arrester: Diperiksa secara visual maupun dengan alat untuk memastikan belum rusak atau melemah fungsinya.
Siapa yang Berwenang Melakukan Riksa Uji Penangkal Petir?
Riksa uji penangkal petir sebaiknya dilakukan oleh teknisi bersertifikat atau lembaga inspeksi teknik yang berwenang. Di Indonesia, ada beberapa badan yang memiliki otoritas dan kompetensi dalam melakukan riksa uji dan mengeluarkan sertifikat laik fungsi sistem proteksi petir.
Jika instalasi penangkal petir berada pada bangunan publik, kawasan industri, atau fasilitas vital seperti rumah sakit, gedung pemerintahan, dan pabrik, maka hasil riksa uji penangkal petir biasanya dijadikan bagian dari laporan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Apa Dampaknya Jika Riksa Uji Penangkal Petir Tidak Dilakukan?
Mengabaikan riksa uji penangkal petir bisa menimbulkan kerugian besar. Beberapa dampak yang dapat terjadi antara lain:
-
Bangunan tidak terlindungi secara efektif, meningkatkan risiko kerusakan akibat petir.
-
Peralatan elektronik dan kontrol otomatis di dalam bangunan bisa rusak karena lonjakan arus.
-
Kerugian finansial akibat kerusakan bangunan, mesin, atau data penting.
-
Tidak memenuhi regulasi keselamatan, terutama jika digunakan untuk fasilitas publik atau industri.
Cara Memastikan Riksa Uji Penangkal Petir Terjadwal dengan Baik
Agar tidak terlewat, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan oleh pemilik bangunan:
-
Buat catatan perawatan sistem proteksi petir, termasuk jadwal terakhir dan jadwal uji selanjutnya.
-
Bekerja sama dengan kontraktor listrik atau penyedia jasa pemeliharaan untuk membuat kontrak pemeliharaan tahunan.
-
Gunakan sensor pencatat sambaran petir (lightning counter) sebagai indikator apakah sistem telah menerima sambaran.
-
Pastikan semua laporan riksa uji terdokumentasi dengan baik, karena dapat menjadi bukti kepatuhan jika terjadi audit atau klaim asuransi.
Riksa uji penangkal petir adalah langkah penting untuk menjamin perlindungan terhadap sambaran petir tetap efektif dan sesuai standar. Idealnya, pemeriksaan ini dilakukan setahun sekali, namun bisa lebih sering tergantung lingkungan dan kondisi sistem. Komponen seperti terminal udara, kabel konduktor, sambungan, grounding, dan surge arrester harus dicek secara menyeluruh oleh tenaga ahli.
Mengabaikan riksa uji penangkal petir bisa menimbulkan risiko besar, mulai dari kerusakan properti, gangguan operasional, hingga kehilangan nyawa. Oleh karena itu, pastikan sistem penangkal petir Anda selalu dalam kondisi optimal dengan melakukan riksa uji penangkal petir secara berkala. Ingat, pencegahan lebih murah dan lebih aman dibandingkan penanggulangan setelah bencana terjadi.
Jika Anda membutuhkan layanan riksa uji penangkal petir bersertifikat, hubungi tim ahli dari Sempurna Karya Esa melalui WhatsApp 0858-9291-7794 untuk jadwal inspeksi dan konsultasi teknis secara gratis.
Ingin tahu info tentang riksa uji penangkal petir – berapa lama penangkal petir harus di cek maupun info penyalur petir lainnya?
Simak terus artikel terbaru dari www.pasangantipetir.id
Untuk info lebih lanjut mengenai produk maupun jasa pemasangan anti petir, konsultasikan kepada Tim Ahli Kami di 0858-9291-7794


