5 Kota Ini Larang Warganya Meninggal, Apa Alasannya?
Kota-kota ini Larang Warganya Meninggal: Bersyukur Tinggal di Indonesia
Di berbagai belahan dunia, ada aturan aneh yang mungkin sulit dipercaya. Salah satunya adalah larangan bagi warga di kota tertentu untuk… meninggal. Terdengar absurd, tetapi nyatanya beberapa wilayah benar-benar memberlakukan peraturan ini dengan alasan unik, mulai dari keterbatasan lahan pemakaman, kondisi geografis ekstrem, hingga kebijakan pemerintah lokal yang ingin menekan populasi. Fenomena ini kemudian menjadi pembahasan menarik, karena pada praktiknya tentu manusia tidak bisa menghindari kematian.
Artikel ini akan membahas secara detail tentang 5 kota ini larang warganya meninggal, lengkap dengan alasan di balik kebijakan tersebut.
1. Longyearbyen, Norwegia
Longyearbyen adalah kota kecil di kepulauan Svalbard, Norwegia, dan dikenal sebagai salah satu pemukiman manusia paling utara di dunia. Kota ini memiliki fenomena permafrost, yaitu tanah yang beku permanen. Kota ini punya aturan unik: warga dilarang meninggal.
Alasan:
- 
Suhu ekstrem di Longyearbyen membuat mayat yang dikubur tidak dapat membusuk dengan normal. 
- 
Penelitian menemukan bahwa virus berusia puluhan tahun masih hidup dalam jasad yang membeku di tanah permafrost. 
- 
Untuk mencegah risiko kesehatan, pemerintah memutuskan agar warga yang sakit parah dipindahkan ke daratan Norwegia agar tidak meninggal di sana. 
Dengan kondisi ini, kota Longyearbyen menjadi contoh paling populer ketika orang membicarakan larangan “kematian” di suatu wilayah.
2. Sellia, Italia – Kota Lansia dengan Peraturan Ketat untuk Hidup Sehat
Sellia adalah sebuah kota kecil di Italia yang dihuni sebagian besar oleh warga lanjut usia. Karena hampir 80 persen penduduknya berusia di atas 65 tahun, risiko kematian di kota ini tinggi. Desa ini tidak melarang kematian secara langsung, tetapi pemerintah lokal membuat aturan yang terdengar aneh: warga tidak boleh sakit atau meninggal tanpa perawatan medis.
Alasan:
- 
Jumlah penduduk sangat sedikit, mayoritas berusia lanjut, dan pemerintah khawatir desa akan punah jika angka kematian tinggi. 
- 
Dokter dan layanan kesehatan terbatas sehingga warga diwajibkan menjaga kesehatan. 
- 
Wali kota pernah mengeluarkan dekret: “Siapa pun yang tinggal di Sellia dilarang sakit.” 
Tujuan utamanya tentu untuk mendorong masyarakat lebih peduli pada kesehatan dan meminimalkan risiko kematian dini.
3. Cugnaux, Prancis – Kekurangan Lahan Pemakaman
Cugnaux, sebuah kota di Prancis, pernah melarang warganya untuk meninggal dunia bukan karena alasan medis atau agama, melainkan karena keterbatasan lahan pemakaman. Aturan ini muncul pada tahun 2007 ketika jumlah penduduk meningkat pesat.
Alasan:
- 
Lahan pemakaman penuh dan tidak ada izin untuk memperluas area kuburan. 
- 
Wali kota mengeluarkan keputusan simbolis agar warga tidak meninggal hingga masalah lahan makam terselesaikan. 
- 
Walau terlihat seperti lelucon, kebijakan ini sebenarnya bertujuan menekan pemerintah pusat agar segera memberikan izin ekspansi pemakaman. 
Fenomena ini menunjukkan bagaimana keterbatasan lahan bisa melahirkan aturan yang tidak biasa. Meski akhirnya larangan ini dicabut setelah diperbolehkannya lahan baru, kasus ini menjadi contoh bagaimana keterbatasan lahan fisik bisa menjadi alasan unik bagi sebuah kota untuk memberlakukan aturan tersebut.
4. Itsukushima, Jepang – Kota Suci dengan Larangan Kematian dan Kelahiran
Itsukushima adalah sebuah pulau kecil di Jepang yang dianggap sangat suci oleh penganut agama Shinto. Larangan kematian di Itsukushima, atau yang lebih dikenal sebagai Miyajima, tidak didasarkan pada alasan praktis melainkan pada keyakinan spiritual. Karena nilai-nilai keagamaan dan tradisi yang menjadikan kota ini sebagai tempat tinggal para dewa menurut kepercayaan setempat, larangan keras diberlakukan terkait kematian maupun kelahiran di kota ini. Tidak ada rumah sakit, kuburan, atau fasilitas medis di pulau tersebut untuk menjaga kesucian wilayah. Larangan ini sudah diterapkan sejak tahun 1878 dan terus dipertahankan hingga sekarang. Kota ini menjadi contoh bagaimana tradisi dan agama dapat mempengaruhi regulasi terkait kematian secara ekstrem.
5. Lanjarón, Spanyol – Larangan Karena Pemakaman Penuh
Lanjaron, kota di provinsi Granada, Spanyol Selatan, juga memberlakukan larangan kematian karena kuburan lokal sudah penuh dan tidak ada lahan baru yang layak untuk pemakaman. Kota Lanjaron, yang dikenal sebagai “Ibu Kota Air Mineral Spanyol,” menjadi salah satu kota pertama yang membuat heboh dengan aturan kontroversial ini. Pada tahun 1999, Wali Kota Lanjaron, yang saat itu menjabat, mengesahkan sebuah dekrit unik yang melarang warganya untuk meninggal.
Alasan:
- 
Sama seperti Cugnaux, peraturan ini muncul karena keterbatasan lahan pemakaman. 
- 
Pemerintah kota mengeluarkan kebijakan ini untuk menarik perhatian publik sekaligus memaksa otoritas regional mengambil tindakan. 
- 
Walaupun terdengar mustahil, aturan ini berfungsi sebagai kritik sosial terhadap sistem birokrasi yang lamban dalam menyediakan lahan baru. 
Dekrit ini bukan bertujuan untuk mencegah kematian, tetapi lebih sebagai bentuk protes humoris dan satir untuk mendesak pemerintah Spanyol agar memberikan dana atau lahan tambahan untuk membangun kuburan baru. Dekrit tersebut menyatakan bahwa “semua warga dilarang meninggal tanpa izin dari Dewan Kota”. Larangan ini tidak memiliki dasar hukum yang kuat untuk ditegakkan, tetapi berhasil menarik perhatian media global dan menyoroti masalah yang dihadapi oleh banyak kota kecil di dunia. Langkah ini menunjukkan bagaimana kota ini larang warganya meninggal sebagai sebuah strategi politik yang cerdas. Lanjarón kemudian dikenal luas sebagai salah satu contoh nyata ketika aturan absurd menjadi alat protes politik.
Larangan kematian di beberapa kota di dunia terdengar seperti cerita fiksi, tetapi faktanya aturan ini pernah benar-benar diberlakukan. Mulai dari Longyearbyen di Norwegia hingga Lanjarón di Spanyol, fenomena ini memperlihatkan bahwa keterbatasan alam dan infrastruktur bisa memicu kebijakan ekstrem. Pada akhirnya, kebijakan tersebut lebih sebagai simbol perlawanan politik atau peringatan sosial daripada aturan yang bisa dilaksanakan secara nyata.
Fenomena di kota-kota ini larang warganya meninggal menjadi bukti bahwa hukum alam memang tidak bisa dilawan, tetapi manusia sering menggunakan cara-cara kreatif bahkan aneh untuk menyampaikan pesan penting.
Ingin tahu info tentang 5 kota ini larang warganya meninggal maupun info penyalur petir lainnya?
Simak terus artikel terbaru dari www.pasangantipetir.id 
Untuk info lebih lanjut mengenai produk maupun jasa pemasangan anti petir, konsultasikan kepada Tim Ahli Kami di 0858-9291-7794
 
  
  
  
 


 
								    				 
								    				 
								    				